Minggu, 14 Maret 2010

Hujan dan Perempuan

Aku memandang hujan deras. Dari jendela kamar rumah flatku. Hujan ini membawaku padamu, perempuanku. Bukankah kau suka hujan? Masa kanak-kanakmu datang lagi jika hujan mengguyur bumi yang belukar. Kau keluar kamar. Bermain basah dengan air. Rambutmu yang panjang tergerai itu kau biarkan dicumbu bibir hujan. Bibir hujan bersujud di rambut lembutmu. Aku lelakimu cuma bisa memandang tubuhmu dan mendengar teriak kanakmu. Karena aku tahu bahwa seusai ini kau akan berkata, "cinta, peluk aku". begitulah kau menjaga kehangatan cinta. Kau jadikan hujan sebagai jalan menggodaku dan memasak sesakku. Mungkinkah kelahiranmu disertai dengan turunnya hujan? Pertanyaan ini masih kusimpan. Aku belum berani bertanya padamu. Dan mungkin kau sudah tahu bahwa aku jatuh cinta padamu juga karena hujan. Hujan sore itu. hujan yang melahirkan pelangi. Kilau warna-warni pelangi itu sembunyi di teduh matamu dan lesung pipitmu. Jika pun pelangi tak muncul lagi di langit ini, aku masih bisa menatapnya, menatap dan mendekap mata dan lesung pipitmu. Akhir-akhir ini pelangi sulit melahirkan warna-warni cahaya. Peperangan yang tak henti-henti. Pertikaian dan pembunuhan selalu tumbuh di bumimu dan bumiku. Burung-burung lupa jalan pulang. Sarang-sarang mereka yang bertengger di reranting, rimbun dedaun dan di ketiak pohon telah hangus terbakar. Asap-asap menyesak dada. Mungkinkah ummat manusia kini lebih tertarik dengan logika perang dan pedang? Seolah peperangan adalah jalan menuju perdamaain. Betapa airmata dukaku jika ayat-ayat tuhan diperalat menumpuk mayat. Berapa kali kita kan melayat bersama lalat. Mungkinkah dunia sudah terhipnotis mantra Friedrick Wilhelm Nietzsche (1844-1900)? :

"Love dangerously…erect your cities beside Vesuvius. Sent out your ships to unexplored seas. Live in a state of war."

"Hiduplah menantang bahaya…bangun kota-kotamu di kaki Vesuvius. Kirim kapal-kapalmu ke lautan-lautan yang belum dijelajahi. Hiduplah dalam keadaan perang."

Kau perempuan dalam hujan. Aku sengaja menjebakmu dengan hujan. Hujan yang turun dari langit sajak-sajakku. Seperti biasanya kau keluar kamar menyambut hujanku dengan kerongkongan kemarau. Dan aku mengamati tubuhmu yang utuh dan basah dari simpang jalan. Sambil membawa pencil dan kertas, aku catat setiap gerak dan teriak serak merdumu. Sejak itulah aku jatuh cinta padamu. Kau jatuh cinta pada sajak-sajakku dan aku jatuh cinta pada gerak dan teriak serak merdumu. Gerak tubuhmu yang lincah dan deras bagai hujan itu sudah beberapa kali menetasakan sajak-sajak dari jemariku. Suara teriak serakmu mengoyak sepiku. Sepi yang pisau. Menusuk-nusuk daging adamku. Mengalir darah sederas hujan itu.

"cinta, peluk aku."

Kau ulangi lagi pintamu. Aku tidak memelukmu. Aku lebih baik memberi handuk kepadamu. Karena aku yakin kau masih ingin menikmati basah hujan yang melekat di tubuh dan rambutmu. Usaplah dulu tubuh dan rambutmu sayangku, bujukku. Dan sudah kuduga apa yang terjadi, kau menolak dan melempar handuk ke lantai, lalu menubruk tubuhku. Tubuh karang.

"aku suka tubuh karangmu."

Kau selalu mengulang kata-kata itu di depanku. Sungguh aku belum pernah menjumpai perempuan yang begitu jujur sepertimu. Kau selalu jujur dengan nafsumu. Kau selalu jujur dengan pujianmu. Aku suka tubuh karangmu. Rayumu itu membuat nafasku memeluk nafasamu. dan aku tak berhenti memelukmu sebelum kau meraung dan mengerang.

"tubuhku memang karang, sayang, namun di gelombang lautmu aku sering tumbang"

Hujan dan perempuan. Bukankah kedua jenis makhluk ini bisa menghidupkan dan mematikan? Aku selalu memandangmu sebagai hujan yang turun membasahai tanah-tanah retak dan sawah-sawah kering. Menumbuhkan tunas pohon yang meranggas. Menumbuhkan benih-benih kehidupan. Membangkitkan akar-akar pepohonan dari trauma panjang. Walau aku sadar sewaktu-waktu kau menjelma hujan bandang yang memporakporandakan rumah sembahyang, gedung-gedung dan ladang-ladang.

Kau hujan santunku itu, sayangku. Hadirmu kau persembahkan kepada akar-akar pepohonan yang terkapar, kembang yang hilang tembang, rerumput yang surut denyut, kerongkongan padi-padian dan umbi-umbian yang kerontang, suami istri yang berbagi punggung, dan aku yang murung.

Hujan semakin deras. Dedaun pohon kurma berisik diusik angin cerdik. Tubuh hujan yang terpelanting di atap genting menjadi bebunyian yang denting, namun aku berasa hening. Butir-butir air itu mengalir mencari lubang dan kubang. Wahai hujan, di sini, di negeri ini kau tak kan menjumpai yang kau mau. Cuma pasir dan debu sebagai muaramu berakhir. Seperti aku. iya seperti aku mencari dermaga bagi badai resahku malam ini. cinta dan rinduku ditentukan oleh kawat yang merambat di udara dan kabel yang bandel, yang suka membuat sebel. Dolar di sakuku selalu terkapar ketika aku merindu suaramu. Suara serak merdu itu. ah, cinta memang hanya serindang pohon, sisanya airmata yang memohon. Ah, cinta memang hanya semanis buah manggis, sisanya airmata yang menitis. Ah, cinta memang hanya sesuap nasi, sisanya lambung lumbung padi yang belum terisi. Ah, cinta memang sehelai puisi, sisanya pisau yang sepi. Ah, cinta memang sedesah birahi, sisanya resah yang berujung pada mati.

"apa yang akan kita lakukan jika ketemu?"
"diam batu? atau meredam nafsu?"
"bermain gitar? atau menusukkan puisi pisau di daging sepiku?"

Ha ha. tanyamu yang bertubi-tubi itu membuatku tertawa. sungguh aku belum tahu apa yang akan kuperbuat nanti. Akankah aku menjelma seekor singa yang lapar? Akankah aku menjelma pengungsi yang seminggu belum mencium bau beras setakar? Lebih baik aku merawat getar dan debar. Agar mekar mawar. Kelak, kita nikmati wangi, meski diri ditikam-tikam duri.


Perempuanku, aku berandai jika hujan malam ini adalah kau.



--------------------------


Khartoum, Sudan, 12 Februari 2010.

Selasa, 07 Juli 2009

Gazaku Menangis

Bulan ini bulan Januari. Bulannya jarang mandi. Perkiraan cuaca dari Badan Metereologi dan Geofisika Sudan menyatakan bahwa suhu udara Sudan bulan ini semakin melorot; dari 47 derajat celcius mendekati 17 derajat celcius. Tubuh tropis saya menggigil setiap disentuh angin dingin.

Rembulan merambati malam. Angin malam menerkam kesunyian. Dedaunan gaduh. Reranting tua rapuh jatuh menjemput takdir akhir, kematian. Kunang-kunang bermain kejar-kejaran dengan serpihan cahaya rembulan yang sembunyi di punggung dedaunan. Malu kepada kunang-kunang yang telah membuatnya jatuh cinta. Deg-degan jika berpandang mata. keringatan jika disapa. Gelingsatan ketika dipuja. Itulah mula cinta. (Hati-hati jangan sampai demam). Binatang malam melirihkan suara. Seperti bisik. Lama-lama beribu risik. Mengusik ketenangan bintang-gumintang. Bintang-gumintang yang bisa dihitung dengan jari tangan dan kaki. Cahaya kerlipnya menambah indah cahaya rembulan.

Malam ini aku ingin keluar malam. Aku ingin membeli odol dan sabun. Besok pagi aku ingin mandi. Sudah dua hari aku tidak mandi. Bukan karena takut air dingin dan malas mandi, tetapi karena persediaan odol dan sabunku habis. Hendak beli odol dan sabun baru, namun selembar dinar pun tak ada di lemari kamar, di dompet tua hanya ada foto keluarga dan kartu mahasiswa. Untung ada teman yang pulang dari haji plus. Aku dapat bonus surban dan selembar dinar: sepuluh pound Sudan.

Aku kenakan jaket tebal yang telah menua warnanya. Keluar dari kamar asrama. Berjalan menapaki setiap inci bumi. Wuss. Angin mendengus. Angin dingin mendekap tubuhku. Kuku-kuku runcing angin dingin mencakar-cakar tubuhku. Jaket tebal tak sanggup menahan koyakan runcing angin dingin. Darahku membeku. Aku menggigil. Tidak, aku tetap melangkah, aku ingin mandi esok pagi, gumamku penuh tenaga, sepenuh langit dan bumi.

Rembulan semakin menjalangi bentangan langit malam. Cahaya berenang di lauatan malam. Warna pekat hitam, bintang gumintang terdesak cahaya rembulan. Warna putih menguasai malam. Langit menyangga rembulan. Lampu-lampu jalan raya dan lampu berskala sepuluh watt dari pedagang kaki lima menambah semarak pagelaran rembulan. Seakan-akan telah janjian untuk membahagiakan malam. Di mana-mana pemandangan kampus selalu sama. Toko, warung internet, rumah makan, pedagang kaki lima. Semuanya itu menggambarkan sebuah jodoh yang tidak terpisahkan. Seperti air sungai Nil biru dan putih yang menyatu. Begitu juga di Sudan. Di depan kampus Intrernational University Of Afrika.

Saya menyebrang jalan diiringi senyum rembulan dan suara klakson mobil yang bersahut-sahutan tidak sabaran. Bau asap knalpot menohok hidung menyesak paru-paru. Setelah sampai menyebrang jalan. Aroma khas teh dan rasa sedap makanan dari rumah-rumah makan bertebaran. Menggugah syaraf-syaraf hidung untuk mengidentifikasi. Ayam panggang bakar, daging kambing sapi bakar, ikan nil goreng, basim , kaware, sawarma. Membuat lambung bergelombang lirih terdengar. Aku tidak boleh terbujuk rayuan aroma masakan itu. Aku sudah bersyukur bisa makan di Qoah Jamiah walau hanya dengan dua kepal nasi dan sepotong daging. Aku berhenti di supermarket: menggaet odol dan sabun.

Selepas dari supermarket, aku langsung nyelonong keluar dan berjalan. Tubuhku semakin menggigil. Jari-jemari tangan aku masukkan ke dalam saku jaket. Kepalaku menunduk. Tiba-tiba ujung sandalku menginjak seberkas koran bekas. Aku lekas memungutnya. Mataku memagut sebuah berita: berita luka: Gaza Menangis:

“…Israel mengerahkan ribuan tentaranya. Langit Gaza dikepung helikopter dan pesawat jet tempur. Tank-tank berlapis baja menghias jalan raya. Israel menggempur bumi Gaza. Pesawat jet tempur Israel berakrobat menembakkan roket-roket. Langit Gaza menggelegar bagai kilat halilintar. Tank-tank berlapis baja memuntahkan bola api ke bumi Gaza. Bumi Gaza hangus terbakar. Bumi Gaza bergetar. Berguncang. Mengguncangkan gedung-gedung, rumah penduduk, masjid dan mushola. Seisi bumi Gaza berhamburan. Berlarian menahan darah yang pecah dari tubuh. Ratusan hilang nyawa. Ribuan luka-luka. Serpihan paha dan kepala berserakan dimana-mana. Darah dan nanah menggenang di tanah berlubang. Hanya airmata dan raung ibu-ibu menggaung. Jerit histeris mengiris-ngiris ketenangan pemukiman pasir”

Sukmaku mengembara di Gaza: Aku melihat seraut wajah gadis manis cilik duduk di tengah puing-puing di bawah pergumulan api. Ia menangis meratapi ayah bundanya yang hangus dilahap bola api. Abi, ummi, ia memanggil-manngil ayah bundanya seraya menggoyang-goyang tubuh kedua jasad tak bernyawa itu. Kedua jasad itu tak menjawab. Ia masih menggoyang-goyang kedua tubuh lepuh itu. Ia memeluk kedua mayat itu dan menempelkan telinga di dada: tak ada detak jantung. Ia pun memekik tangis. Suara tangisnya mengalahkan dentuman ledakan senjata yang bengis. Pipiku telah basah. Kedua mataku mengalirkan airmata. Airmataku tak mampu kubendung. Dengan gemeter tubuh, aku hampiri gadis manis cilik itu. Ia sontak berhenti menangis dan curiga dengan kedatanganku. Aku berhenti sejenak dan mengamati lamat-lamat maklumat wajahnya; pipinya hijau daun, dagunya seruncing lembing, bibirnya merah kirmizi, matanya danau yang menyimpan kecipak ikan dan lembut ombak, bulumatanya yang hitam terbalik tajam bagai cadik: sebuah paras yang kontras dengan kerasnya perang, sebuah wajah keteduhan di tengah terik peperangan, seraut wajah lembut di persimpangan carut-marutnya maut bergelut. Seandainya aku Leonardo Da Vinci, akan aku kanfas wajahnya dalam kertas, dengan tinta darah dan airmata yang mancur dari sumur matatanya. Aku mengulurkan tangan dan berkata:

”jangan lagi menangis
aku takut airmatamu akan habis
jangan lagi menangis
apalagi airmatamu telah terkikis

jangan membuatku ikut menangis
kemarilah biar kuceritakan kisah tanah retak yang diguyur hujan
jangan membuatku ikut menangis
merebahlah agar kering luka, tertutup serabut benang pemakaman”

“sudah lama saya menderita, tak ada yang tersisa, kecuali airmata.
Tiada lagi pundak sandaran kecuali tangisan. Tiada lagi yang tersisa, kau lihat jari-jariku, layu kaku, diserap beban duka, kau lihat wajahku, seperti kembang hampir mati, kau lihat mataku, hanya airmata yang ada, kau lihat tubuhku, yang tak lagi utuh.

Kau ingin rasakan cucuran airmata, luka, duka yang saya punya? Jangan, aku takut engkau akan tenggelam dalam airmataku. Jangan, aku khawatir patahan reranting luka dukaku menghalangi peta jejakmu.

Aku menjadi saksi kebiadaban. Aku menjadi saksi pembantaian. Aku menjadi bukti ketidakberdayaan. Aku dibesarkan dengan dendam dan darah. Aku diasuh tangan keras senjata dan peluru. Entah berapa abad lagi aku tamatkan kebiadaban ini. Entah berapa senja lagi akan aku isyaratkan ketakutan dan kecemasan ini. Aku inginkan waktu berpintu dan berjendela. Biar kutinggalkan dan kutanggalkan kenangan hitam ini. Kenangan penuh debu dan mesiu.

sudah lama saya tak punya cinta, tak ada yang tersisa, kecuali benci. Kau ingin mengembalikan cintaku yang hilang? Jangan, nanti kau kehilangan cinta, karena saya diterpa kehausan akan cinta. Biarkan sawah ladangku tetap gersang, biarkan kemarau selalu meranjau. Aku sudah terbiasa kekeringan tanpa hujan. Aku sudah terbiasa meminum seduhan keringat hangat, yang keluar dari jari-jari tangan dan kaki. Aku sudah terbiasa memandang taman tanpa bunga, karena bunga itu duri. Dan duri sudah menjadi pakaianku sehari-hari. Aku takut kau tersusuk duriku dan berdarah. Aku hanya ingin kau menjadi bunga, yang menebarkan semerbak mewangi kepada bumi”.

Aku ingin mengambil durimu, untuk melindungi bungaku.
Aku ingin memberikan semerbak bungaku, untuk membasuh lukamu.

Lalu aku gamit tangannya. Aku balut tubuhnya dengan jaket tebalku. Aku masukkan ia ke dalam gua jiwaku. Aku ingin menjadi tameng hantaman peluru baginya. Cinta. Aku mencintainya. Di sinilah cintaku dicoba. Aku ingin berkorban apa saja demi cinta. Cinta adalah perjuangan. Cinta harus diperjuangkan. Cinta adalah pengorbanan. Gigil tubuhku lumayan mereda. Aku merasakan kehangatan airmata yang mengalir deras dari kedua matanya. Aku berjalan pelan-pelan dengan menyisihkan serakan tulang-belulang. Sementara suara gelegar halilintar dari jet-jet tempur serdadu Israel masih terdengar. Aku percepat langkah kaki menuju kamar. Sampai kamar, aku langsung merebahkan tubuh di kasur: aku ingin tidur. Gadis manis cilik itu tetap di gua jiwaku. Aku balut sekujur tubuhku dengan selimut. Kelopak mata yang mekar perlahan-lahan menguncup. Redup.

Betapa terkagetnya aku ketika bangun tidur pagi hari: gadis manis cilik itu tidak ada dalam gua jiwaku. Ia telah menghilang. Aku bergegas bangkit dari ranjang. Keluar kamar. Berlari mencari gadis manis cilik itu. Tak ada tapak jejak. Aku berlari di bawah cahaya matahari pagi yang menari-nari. Tiba-tiba sayup-sayup telingaku mendengar suara: suara gadis manis cilik itu: “Thank You. Make love. Make peace. Make poems not bombs”.

Gemuruh guruh suara gadis manis cilik itu menjelma sajak:

make love
make peace
make poems
not bombs

Aku jejakkan sajak itu di tapak bumi. Aku menginjak bumi bermandikan cahaya matahari.


Asrama asmara, Darus Salam, 06/01/09 12:15:12 malam.



Minggu, 17 Mei 2009

Long Distance Love

Aku punya kiat-kiat menjaga cinta jarak jauh. Supaya cinta tak tumbang sebelum menjulang. Supaya cinta tak berujung sebelum berkembang. Supaya cinta tak berkabung sebelum bergabung. Supaya cinta tak merebah sebelum menikmati mahligai terindah. Supaya cinta tak terkoyak sebelum merebak. Semoga cinta tak retak sebelum membiak. Supaya cinta tak roboh sebelum kokoh. 

Pertama: Komitmen

Komitmen adalah unsur penentu dan penting sekali dalam menjalin hubungan jarak jauh. Komitmen ibarat syahadat. Syahadat adalah baiat. Baiat untuk taat. 

Sepasang kekasih harus mengucapkan syahadat cinta, sebelum salah satu atau kedua-duanya berpisah untuk sementara. Bunyi syahadat itu misalnya: “Aku akan setia padamu walau jarak menghalau” atau “Kita berdua akan setia pada cinta”.

Kedua: Kepercayaan

Sepasang kekasih harus saling percaya. Masing-masing pasangan mengemban amanah kepercayaan di pundak. Hilangkan rasa was-was atau takut. Percayalah bahwa dia tidak akan selingkuh. Percayalah dia tak akan menghianti janji. Percayalah bahwa Anda adalah laki-laki atau perempuan pertama dan terakhir.

Ketiga: Komunikasi

Komunikasi adalah inti. Jangan sepelekan arti sebuah komunikasi. Survey membuktikan banyak hubungan jarak jauh yang kandas karena kurangnya frekuensi komunikasi. 

Teknolgi modern telah menyediakan sarana termudah dalam menjaga kehangatan cinta. Handphone, e-mail, chat, myspace, friendster, facebook. 

Buatlah kesepakatan waktu komunikasi. Misalnya minimal sekali dalam sehari. Jangan lupakan kata-kata “aku rindu” “aku kangen” “aku makin cinta” “cinta membuatku lebih hidup” “rindu membuatku lebih tegar” dalam mengawali sebuah komunikasi. 

Atau jika kirim sms malam sebelum bobok, kokohkan cinta kekasih dengan kata-kata berupa doa. Misalnya “happy nice your dreams” “met tidur, jangan lupa sebut namaku” “ucapkan selamat tidur kepada matamu, aku kan berjaga-jaga di alam mimpimu” “selamat istirah, semoga hidupmu kian berkah”

Keempat: Belajar Setia

Kenapa belajar setia? Cinta jarak jauh adalah wahana belajar setia yang paling ampuh. Di sinilah cinta diuji. Yang namanya belajar, berarti bisa berhasil dan bisa juga gagal. Semakin jauh jarak memisahkan, semakin banyak syetan bergentayangan. Semakin jauh jarak, semakin banyak godaan di tengah jalan. Hati-hati dengan cowok atau cewek yang sok baik dan sok ada kala si-dia tidak ada. Mereka akan mencari kesempatan dalam kesempitan. Mereka akan memanfaatkan kesendirian dan kesepianmu. Jagalah jarak dengan mereka. Ingat, mereka senantiasa mengincarmu. Misalnya jika kau terserang demam rindu, mereka akan muncul menawarkan madu. Dan kau kena terkam.

Belajar butuh kesungguhan dan kesanggupan yang tangguh. Jangan cepat ngambek dan sakit hati, misalnya sang kekasih lama membalas sms atau sang kekasih terlambat menjawab email. Positif thingking itu perlu. Lama membalas sms, mungkin dia lagi tak punya pulsa atau sinyal handphone sedang bermasalah. 

Kelima: Rayakan Momen Istimewa

Rayakanlah hari-hari teristimewa kalian berdua. Misalnya hari jadian pacaran, hari ulang tahun, atau hari perpisahan. Jika jarak pisah antar kota, lebih baik janjian ketemuan. Dan jika jarak pisah teramat jauh, antar Negara, cukup dengan telpon atau kirim hadiah atau juga dengan mengirimkan kata-kata indah berupa puisi via sms dan email. Komunikasi di hari-hari istimewa tidak sama dengan hari-hari biasa. Buatlah lebih mengena dan bermakna.

Keenam: Jangan Berbohong

Jangan sampai Anda berbohong pada pasangan. Suatu misal Anda ditanya kekasih via sms atau telpon: “sedang ngapain?” jawab saja dengan jujur. Kalau sedang jalan-jalan bersama teman-teman atau ngumpul bareng sama teman-teman, jawablah dengan fakta itu. Ingat, berbohong adalah bagai “Bom Waktu”. Bom waktu akan meledak pada waktunya. Dan menghancurleburkan bangunan yang sudah dibangun sekian lama. Ingat, berbohong itu ‘Menggali Lubang Sendiri’. Kebohonganmu akan mengantar kepada kematian yang telah kau rencanakan sendiri, namun kau tak menyadari.

Ketujuh: Doa

Bagi yang masih percaya dengan kekuatan berdoa. Doakan kekasih kala beribadah atau kala hendak tidur. Doakan buat kesehatan, keselamatan dan kesuksesannya. Tuhan berfirman, berdoalah kepadaku, pasti kukabulkan. 





Cantik

Malam bertaburan bintang-bintang. Aku terpaku pada kecantikan dan keluwesan para model yang berlenggak-lenggok di atas catwalk berkarpet merah. Stasiun TV "Fashion TV Al-Arabiya" rutin menyajikan peragaan busana beserta para model. Atau boleh dikata, peragaan busana dan pamer kecantikan para model dunia adalah sajian utama stasiun swasta yang berpusat di Dubai itu.

Dan kau terpukau dengan buku. Aku tak tahu judul buku itu. Aku menghampirimu. Ada apa cinta, tanya mesramu, ayo dong temenin Tamara nonton TV, pinta rayuku. Lalu kau berhenti dari aksi membaca. Kami melangkah. Kulingkarkan tangan di pinggangmu. Sayang, ini kan acaranya perempuan, aku juga tidak suka menonton tayangan yang mengeksploitasi tubuh perempuan, nonton sendiri saja ya, pintamu, sayang, ada yang harus kita diskusikan, yaitu tentang kecantikan, rayuku lagi. Akhirnya kau menuruti apa mauku. Kami menonton TV sambil mendiskusikan tema yang sudah kita tentukan. Inilah hasil diskusi malam itu:

Cantik. Kecantikan. Indah. Keindahan. Anggun. Keanggunan. Molek. Kemolekan. Adalah kata-kata yang meligkupi dan menghantui diri makhluk yang bernama wanita atawa perempuan. Dan sudah menjadi rahasia umum, keindahan dan kecantikan adalah jaminan kebahagian seorang perempuan. Apa yang tidak bisa diraih dari kecantikan? Kekayaan? Kemewahan? Kehormatan? Kenyamanan? Perempuan cantik selalu menjadi incaran utama busur panah laki-laki. Perempuan cantik selalu diburu. Airmata dan darah senantiasa menjadi saksi perburuan itu. Jangan heran jika ada dua atau lebih laki-laki yang bertikai gara-gara rebutan perempuan.

Kecantikan memiliki energi magnetik maha tinggi. Kecantikanlah yang membuat laki-laki mengarungi tujuh samudera. Kecantikanlah yang membuat laki-laki mengerahkan segala daya sampai darah penghabisan. Kecantikanlah yang membuat laki-laki sudi berkurban dan berkorban apa saja demi menikmati madu kecantikan. Sejarah darah telah tertoreh atas nama kecantikan. Qabil dan Habil bermusuhan dan saling bunuh, karena terteluh kecantikan perempuan, Iqlima. Kerajaan Spartha dan Troya menabuh genderang perang berkepanjangan, hanya gara-gara wanita jelita, Helen namanya. Rama dan Rahwana memaklumatkan perang habis-habisan, demi Shinta. Mark Anthony tega meninggalkan istri pertamanya, demi menikmati embun kecantikan Cleopatra. Laki-laki dibuat jatuh dan bertekuk lutut di kaki perempuan cantik. Ya, hanya perempuan cantik dan kekuasaan yang bisa meruntuhkan istana megah kehidupan laki-laki. Sekokoh apapun kaki laki-laki, jika berhadapan dengan perempuan cantik, akan roboh, tinggal puing-puing bergelindingan.

Kecantikan adalah mahkota terindah bagi perempuan. Kecantikan adalah segalanya. Seisi dunia bisa digenggamnya. Ditelisik dari titik ini, secara tidak langsung Tuhan telah berlaku tidak adil kepada ciptaannya. Kenapa Tuhan mencipta makhluk ada yang di puncak keindahan dan ada yang di kerak kekerdilan? Perempun cantik pasti mendapatkan kehormatan dan kenyamanan dalam hidupnya. Peluang kerja seluas langit lazuardi. Ia bisa menjadi apa saja yang ia maui. Menjadi model, aktris sampai istri simpanan pejabat dan konglomerat. Sekali lagi, ini adalah sebuah bentuk ketidak-adilan Tuhan. Bagaimana dengan perempuan yang semenjak lahir tidak dikaruniai kecantikan? Ia harus menelan ludah basah dan kering. Laki-laki jarang mendekati. Perhatian sulit menghampiri. Ia merasa terpinggirkan. Ia terpojokkan takdir. Kesalahan laki-laki atau Tuhan?

Mengamati kondisi ini, dunia industri menawarkan kecantikan instan dan palsu. Berputarlah kapitalis kecantikan. Produk-produk kecantikan, tempat-tempat kebugaran, spa, salon kecantikan dan berbagai institusi kecantikan yang lain menjamur. Bak katak di musim penghujan.

Ungkapan “Buruk rupa, cermin dibelah dua” tidak berlaku lagi. Aji-aji mumpung mengudara; rupa digosok, dipoles dan bila perlu dibongkarpasang. Berbagai strategi cantik dijajakan; pengelupasan kulit (acid peels), sedot lemak (liposuction), injeksi kolagen, penanaman payudara (breat implant), suntik silicon, pasang susuk, totok aura. Media perawatan kecantikan berhamburan; spa, sport gym, fitnes center, creambath, lulur, manicure, pediacure dan cure-cure yang lainnya.

Apa yang terjadi? Anggaran belanja rumah tangga kedodoran. Uang berapapun besarnya akan lancar keluar, hanya karena terobsesi kecantikan. Harapan tidak sesuai kenyataan. Korban berjatuhan. Jauh panggang dari api. Banyak perempuan yang meninggal akibat suntk silicon. Tak sedikit wajah perempuan rusak. Berbagai penelitian menunjukkan meningkatnya jumlah penderita penyakit anoreksia dan bulimia yang banyak diderita perempuan karena terobsesi dengan tubuh kurus atau langsing dengan melakukan diet ketat. Belum lagi berbagai dampak psikologis dan penyakit mental yang ditimbulkan oleh besarnya obsesi kepada kecantikan seperti penolakan terhadap tubuh, rasa malu, self esteem (penghargaan diri) yang rendah, depresi, sampai disfungsi seksual.

“Saya mengelus dada melihat perempuan-perempuan zaman modern ini, banyak perempuan yang kehilangan 'kepercayaan diri' kepada dirinya sendiri. Kaum perempuan begitu mengagungkan kecantikan fisik. Melupakan kecantikan dan keindahan sejati. Banyak dari perempuan yang merasa berkecil hati, iri hati, sedih, kecewa, putus asa, jengkel, cemas, marah, dan sampai-sampai bunuh diri karena merasa fisik atau body-nya tidak ideal. Mereka menghambur-hamburkan uang untuk memoles tubuhnya, menggores wajahya dengan pisau bedah plastik. Penyakit 'bulimia nervosa' dan 'anorexia nervosa' melanda para wanita. Penyakit yang membuat tubuh hanya berbalut tulang. Demi menjaga berat badan, rela makan banyak dan dimuntahkan, rela diet ketat hingga lupa kesehatan. Mereka adalah korban mode dan terhipnotis body image dari provokasi media massa, majalah, TV, iklan. Perempuan sebagai objek yang selalu tertindas (subjugated). Kaum Hawa harus menghentikan tindakan ini. Kaum Hawa harus lepas dari pusaran penindasan ini. Mari bersama mensyukuri pemberian Tuhan, menggali potensi, dan memberdayakannya untuk meraih serpihan-serpihan matahari.”

Supaya kita lebih rasional dan bijak, mari kita menapak tilas jejak prototipe (bentuk ideal) perempuan cantik dari berbagai mimpi manusia di bumi:

Di Afrika dan India umumnya perempuan dianggap cantik jika ia bertumbuh montok nan bahenol, sebab kemontokannya menjadi lambang kemakmuran hidupnya.

Orang-orang Arab menyukai raut muka yanga alami; hidung kecil, mata lebar bercelak, leher bersih dan bergenjang, badan penuh berisi, serta rambut hitam panjang, dan kulit putih bersih.

Standar kecantikan bagi Orang Barat adalah postur tinggi, langsing berisi, berbahu lebar, rambut panjang pirang, serta bibir tebar sensual.

Kebanyakan Orang Jepang menyukai perempuan berkulit putih, halus, lembut, suara kalem, kaki kecil, dan gaya berjalannya lembut dan langkahnya pendek-pendek.

Perempuan cantik pada masyarakat Sudan Selatan adalah yang wajahnya ada goresan-goresan pisau semenjak lahir. Bisa juga goresan di perut dan tangan. Menurut kepercayaan yang mereka amini, goresan ini berfungsi sebagai penjaga atau pelindung kehidupan keluarga.

Suku Maori mengagumi bentuk tubuh gemuk.
Orang-orang suku Padung mengagumi perempuan berdada montok.
Suku Masai membenci perempuan memiliki tubuh kurus kering. Kurus adalah sebuah kutukan. Kutukan harus dihilangkan. Dengan membakar perempuan-perempuan bertubuh kurus.
Masyarakat Romawi kuno menggemari perempuan yang berisi penuh dan sintal.
Masyarakat Andalusia (Spanyol) senang dengan perempuan yang pinggangnya seluas dengan laki-laki alias ramping.
Bangsa Afrika suka wanita yang punya kening lebar, gemuk, pinggul berisi serta bahu yang luas.
Bangsa Mongolia suka wanita yang berleher panjang seperti Jerapah.

Apa benang merah dari deskripsi yang bervariasi tentang prototipe perempuan cantik di atas? Ternyata wujud ideal perempuan cantik itu hasil kontruksi masyarakat, yang berbeda pada setiap kelompok dan zaman. Tetapi cantik bukanlah sebuah mitos. Cantik memang ada. Tapi deskripsi kecantikan saja yang berbeda. Bisa jadi si Jamela yang dianggap cantik di suku Wulan, tidak dikategorikan cantik di suku Mulan.

Nasi sudah menjadi bubur. Apa yang harus perempuan lakukan? Bagaimana jika menikmati kiat cantik yang saya tawarkan? Yang dari sononya cantik akan nampak lebih cantik dan yang kurang cantik akan merasa cantik dan menarik.

Kiat Antik Untuk Cantik

Pertama: Sadar

Benar-benar menyadari bahwa manusia dicipta berbeda-beda rupa dan warna. Setiap manusia yang lahir di dunia punya nilai keindahan, namun kadar keindahannya tak sama. Dan manusia yang paling bahagia di dunia adalah manusia yang menerima dengan ridha apa-apa yang telah dianugrahkan Tuhan buatnya. Kata orang Jawa “nerimo ing pandum”.

Kedua: Ada Yang Lebih Menarik

Percayalah kecantikan fisik ‘outer beauty’ bukanlah segalanya. Sejarah telah membuktikan bahwa kecantikan fisik banyak membawa bencana dan malapetaka.

Ada yang lebih menarik. Apa itu? Ia adalah kecantikan dalam ‘inner beauty’. Inner beauty lebih abadi. Kedewasaan, wawasan, kematangan emosional dan kecakapan bergaul lebih dipilih lelaki. Kenapa? Karena hidup kian liar dan mudah gegar. Lelaki butuh sparing patner yang tegar.

Ketiga: Did You Know Kelemahan Perempuan Cantik Fisik?

Tahukah Anda kelemahan perempuan cantik fisik? Tiada lain adalah ‘Penuntut’. Senjatanya adalah keindahan yang melekat pada tubuhnya. Laki-laki atau suami dibuatnya bertekuk lutut dan takut. Perempuan cantik fisik selalu menggunakan senjata pamungkasnya untuk memangkas atau mencari puas.

Hati lelaki mana yang tak tercabik dengan cakar rayuan perempuan cantik? Pria mana yang jiwanya tak luluh oleh airmata yang luruh dari mata perempuan cantik? Laki-laki mana yang perasaannya tak tergores oleh airmata yang menetes dari mata perempuan cantik? Adakah lelaki yang tidak menyerahkan segala yang dia punya kepada perempuan cantik yang menitikkan embun kerlingan? Adakah laki-laki yang tak goyah cadas egonya jika berhadapan dengan perempuan cantik yang memajang wajah memelas?.

Perlu diingat: lelaki atau suami tak suka perempuan atau istri penuntut. Perempuan atau istri tipe seperti itu menjadi maha beban bagi laki-laki. Dan perlu diperhatikan: keindahan fisik lekas pudar. Apa yang terjadi? Perempuan cantik akan dihantui perasaan kehilangan keindahan. Apalagi yang terjadi? Perasaan itu akan menggerogoti kebahagian. Kalau sudah demikian, ia akan cepat bersatu dengan bumi.

Keempat: Gali Potensi Diri dan Ekpresikan

Yakinlah dalam diri Anda ada kelebihan atau sisi keunggulan. Jika sudah nampak, jangan campakkan, buat lebih nampak. Jika masih belum nampak, gali sampai ke inti nyeri, pasti mutiara kan kau dapati. Sesudah kau genggam mutiara itu, pancarkan cahaya mutiaramu, biarkan manusia lain merasa silau atau menemukan jalan setapak menuju puncak, karena cahayamu menerangi semesta. Buah dari pencitraan dirimu, kau akan memetik pengakuan diri ‘self recognition’. Kau ada dan mengada. Hidupmu lebih bermakna.

Kelima: Olahraga dan Olahjiwa

Jangan lewatkan waktu walau beberapa menit saja untuk berolahraga dan berolahjiwa. Sungguh, keduanya bermanfaat tiada tara. Olahraga dibagi dua; olahmuka dan olah rangka. Olahmuka punya dua cara; senyum dan tertawa. Penyair besar Chairil Anwar berujar, Mari menari! Mari beria! Mari berlupa!. Olahjiwa bisa dengan meditasi dan yoga.

Keenam: Konsumsi makanan bergizi

Bergizi tidak harus mahal, bukan? Cuci tangan dan kulit buah atau sayuran. Hindari makanan berlemak tinggi dan minuman berakohol tinggi.

Ketujuh: Merawat Diri

Merawat diri dalam arti berdandan, berhias, bersolek. Berdandanlah ala kadarnya, yang sederhana. Jangan berlebihan. Lelaki membenci (tak suka) perempuan yang berdandan berlebihan. Karena itu menunjukkan tiadanya kepercayaan diri.

Kedelapan: Percaya Diri

Kaulah Wanita tercantik di dunia. Katakan dengan sepenuh hembusan nafas: “Akulah Wanita tercantik di dunia”. Kalimat bertenaga itu akan menjadikan Anda lebih percaya diri di hadapan siapa saja. Kalimat sugesti itu sangat berarti bagi sisi psikolgis Anda. Kalimat berenergi itu mampu membuat Anda tak pernah merasa kecewa dan nelangsa dengan apa-apa yang dianugrahkan Tuhan. “Kaulah Wanita tercantik di dunia!”

Minggu, 10 Mei 2009

Mencintaimu

Aku mempunyai kebiasaan baru: memindahkan kiriman potongan-potongan perasaanmu dalam ponselku ke dalam buku harian, sebelum aku menghapusnya, menyiapkan lahan baru, untuk kau tanami bibit-bibit yang lebih menyegarkan dan memekarkan hidupku.

Bagiku orang baik adalah orang yang sanggup menghargai jerih perih, susah payah pengorbanan orang lain. Sms-sms yang kau kirimkan untukku adalah serpihan, potongan, cuilan atau bahkan keseluruhanmu. Sms-smsmu singgah di kursi ruang tamu messagingku melalui berbagai rintangan dan rentangan waktu. Huruf-huruf yang kau susun menjadi belati atau pelangi berjalan di udara melawan deru debu, serabut kabut, angin ribut, panas matahari dan hujan badai. Sms-smsmu sampai ke handphonku dengan tubuh melepuh peluh, rambut kusut, wajah pucat, bahkan mungkin demam, karena panas dan hujan. Karena itulah aku menuliskan kembali sms-smsmu, untuk menghargai dan mengenang genangan kata-katamu, mungkin dengan cara ini aku lebih mencintaimu.  

Masih hangatkah ingatanmu dengan serpihan-serpihan perasaan, yang kau kirimkan padaku, bagai ribuan ababil melemparkan kerikil ke dahi-dahi prajurit Abraham yang degil, dan jiwaku berdarah, membuatku gelisah dan gairah?:

Mencintaimu adalah mencintai waktu, tak pernah membeku, selalu melaju.
Mencintaimu adalah mencintai puisi, tak memberi keyakinan, selalu meragu.
Mencintaimu adalah mencintai sungai, tak lelah mengalirkan air, tak kenal akhir.
Mencintaimu adalah mencintai bumi, memberi arti pada dedaun gugur mati.
Mencintaimu adalah mencintai hujan, menumbuhkan tunas, reranting yang meranggas.

***
Di licin kulit hijau tubuhmu 
Aku terpeleset jatuh
Dan kau menawarkan obat sembuh 
Kepada lukaku yang selalu kambuh.

***

Embun jatuh dari dedaun subuh
Menyentuh dahan tubuhmu
Menjadi rerimbun hujan
Di kemarau kata-kataku.

***
Tanganku berhutang budi kepada matamu
Cahaya matamu menuntun tanganku
Menata kata-kata sederhana 
Menjadi puisi dan cerita.

***
Apa guna hawa turun di bumi
Tiada lain untuk berbagi sepi
Kenapa adam diciptakan dari sari bumi
Tiada lain untuk pengingat jati diri.

***
Jangan melihat duri di diri mawar
Nikmatilah semerbak wangi yang memekar.
Begitu juga dengan diriku
Jangan kau benci kerdilku, tapi cintai andilku untukmu.

***
Jika sayapmu patah
Jangan menyerah
Kau masih punya paruh
Dan kaki yang kukuh.

***
Jika sayapmu terbakar
Jangan senyap terkapar
Kau masih punya bulu
Dan kuku setajam sembilu.

***
Jangan teteskan airmata
Jika hutan dilahap kobar api
Tangan angin menggoyang awan
Rerumputan hujan kan bersemi.

***
Alangkah indah harapan
Ia adalah langit cerah
Penabuh kaki melangkah
Meski jalan dilingkupi awan.

***
Alangkah indah harapan
Ia adalah peta jelajah
Meraih tujuan
Bagi sayap patah.

***
Ada apa batu di tengah jalan
Ada hambatan dan lompatan
Hambatan bagi yang kering perjuangan
Lompatan bagi yang basah harapan.

***
Hidup adalah perjalanan meniti takdir
Mengukir sejarah atau tersingkir.
Hidup adalah pencarian akhir
Mengalir atau tergelincir bebutir pasir.

***
Tahukah kau arti rindu
Rindu itu racun pembunuh
Kala kau memimumnya
Kau tak mati, tapi hidup abadi.

***
Rinduku padamu 
Laksana bunga kurma
Rela tercekik percik terik matahari
Untuk memetik buah jumpa yang abadi.
***
Cantik sebenarnya
Adalah kau berkata: "aku dicipta sempurna"
Jelek sebenarnya
Adalah kau berkata: "ada yang kurang dari penciptaanku".

***
Cantik bisa jadi luka
Jika dijajakan kepada siapa saja
Cantik bisa jadi laku
Jika dijaga dari rayu kumbang penjalang madu. 

***
Apa yang berharga dari hidup ini
Jika tak sudi memberi
Apa yang berharga dari cinta ini
Jika dilunta-lunta sepi.

***
Ucapkan selamat tidur kepada matamu
Doa dan mimpiku akan menjagamu.
Tancapkan akar cintamu dalam bumi
Matahariku akan menyinari.

***

Di hitam rambutmu burung-burung bersarang
Dan aku memintal bantal mengarungi petang.
Di legam bola matamu kelelawar berkeliaran
Dan aku menambal robekan-robekan perjalanan.

***

Malam bukan untuk dikutuki
Selepas subuh tumbuh embun di tangkai pagi.
Siang bukan untuk dibanggakan
Selepas jejak kumuh peluh berlumuran.